Kumpulan Cerita Muda Mudi

Thursday, 1 June 2023

Kenikmatan Bersama Sekretaris Cantik Dan Montok

| Thursday, 1 June 2023

Kenikmatan Bersama Skertaris Cantik Dan Montok

Kenikmatan Bersama Sekretaris Cantik Dan Montok
- Pekernalkan Namaku Petra Aku berkerja diprusahan PLN (Perusahan Listrik Negara) Aku menjabat sebagai Pengurusan Sistem Tenaga Kerja Perusahaan. Aku berumur 25 tahun sekarang masih cukup muda sih, Tapi aku kemana-mana selalu bersama Skertaris Cantik Dan Montok yang selalu membantu urusan perusahann sampai suatu hari aku terbawa oleh suasana dan terjadilah!

“Selamat Pagi Pak Petra?” sapa Rani padaku.

“Iyah Pagi Rani, Ada Apa yah?” aku balik bertanya.

“Ini pak saya mau mengantarkan Laporan tentang Kondisi mesin mesin Pabrik”

“Ooh Iyah makasih yah Rani” Jawabku singkat.

Tapi Rani tidak beranjak dari kantorku tapi malah menatapku tajam dan tersenyum sedikit membuat ku menoleh kehadapannya lalu aku memandangi dari kaki sampai ke kepalanya dia begitu cantik dan sexy hari ini membuatku tertarik

“Loh? Kamu kok ngelihatin saya gitu sih? hehe” tanyaku

“Nggak kok pak, Bapak terlihat gagah sekali, apalagi kalau Itunya bapak lagi bangun hihi” ledeknya

“Eeh..hh Maafin saya Rani” aku sangat malu ketika kejantananku terlihat tegang oleh skertarisku karena tadi aku sempat melihat video porno karena bosan dikantor

“Iyah tidak masalah pak, Itu sudah biasa kok” senyumnya

“Sudah biasa gimaanaa? Emang kamu sering ngelihatin beginian?” tanyaku

“Nggak sih pak, cuman kan masa sama Skertaris Sendiri harus malu?” godanya semakin liar

“Ehm..m Emang kamu nggak risih apa kalo Adik saya lagi ngacung?” tanyaku

“Sudah tidak gak perlu ditutup pak,”

Lalu kusingkirkan berkas yang menutupi kejantannaku terlihatlah begitu gagah dan besarnya kejantananku kutaruh posisi menyamping Rani tidak berhenti melirik batangku aku tau apa yang diinginkan dia. Lalu aku berdiri dan mengatakan..

“Kamu Kelihatannya Sangat Tertarik Dengan punya saya iyah Sayang?” Godaku

“Ehhmm” dia tersenyum manis memacang wajah menantangku

aku beranjak kepintu dan menguncinya lalu kubuka kemejaku terlihatlah tubuhku yang atletis dan berotot membuat dia semakin luluh padaku “Ayoo kita mulaii.” Dia hanya menurut dan mengikutiku

Aku peluk Rani dan mencium bibirnya lembut Rani tak melawan.. hanya pasrah.. tapi dia ikut melumat bibirku juga.

Tanganku tidak tinggal diam begitu saja.. kuraba ke bawah lalu meremas kuat bongkahan pantat yang bulat dan penuh semakin membuatku kian terangsang.

Kukeluarkan Kontolkuu yang sudah tegang dan kutemepelkan pada perut Rani.

Kulepaskan baju kemejanya dan branya kuremas remas kuat payudara besar berukuran 36B kencang dan sintal itu dia meringgis kesakitan

Setiap remasan yang aku lakukan Rani mengerang di sela ciumanku.. dan itu membuatku semakin bergairah.
Tanpa kusadari Kontolku sudah berada dibawah selakangkannya dan Rani memaju mundurkan pantatnya sehingga tergeseknya kontolku dan mememeknya yang masih dibalut oleh CD

Aku menghentikan ciumanku dan menjalar kelehernya, tapi aku mengatakan

“Nggak papa kalau kita sampai begini?”Tanyaku

“Nggak papa kok mas, lagian aku juga mau kok” kata Rani mengelus kontolku

Tangannku mulai memainkan puting toketnya yang masih merah kecoklatan yang menambah gairahku memuncakDesahan Rani berubah menjadi erangan penuh gairah.



“Aaahh.. aahh.. mas.. oohh..” erangnya

Waktu berlalu.. dan ciumankupun telah berubah pada payudaranya.. erangan dan gelinjang tubuh Rani semakin keras dan kuat.

Ciuman dan jilatanku pada payudara Rani membuatku mengerang semakin keras..

Apalagi ketika jariku menggosok vagina Rani yang telah basah dan hanya ditutupi oleh celana dalam model thong miliknya yang telah basah kuyup oleh cairan pelumas kenikmatannya.

“Aaah.. aahh.. mass.. aahh.. aahh..” erang Rani

Sengaja kutinggalkan beberapa bekas kemerahan di buah dadanya..

Dia cemberut ketika tahu ada bekas kemerahan di dadanya.. tetapi justru kecemberutannya makin menambah kecantikan wajahnya.

Tapi itu ga lama.. setelah beberapa saat Rani kembali mengerang panjang..

Tubuh Rani menggelinjang hebat sambil memelukku erat-erat. Tubuh kami berhimpitan ketat.

Bibirku menyusuri perutnya lalu berhenti di selangkangannya.. terasa asin ketika lidahku menyentuh vaginanya.. cairan cintanya.

Tangannya meremas rambutku ketika lidahku menari-nari di bibir vaginanya.. kakinya menjepit kepalaku.. aku makin bergairah mempermainkan vaginanya dengan bibirku.

Cerita Lainnya:   Cerita Tante Reka Tetanggaku Yang Montok

Selang beberapa saat.. Rani yang telah ‘panas’ menarikku untuk berganti posisi.. ia merebahkanku di sofa.. lantas bergerak pelan mengangkang di atas tubuhku.

Berbalik.. kini ia yang duduk di atas pangkuanku dengan kaki terbuka lebar dan rok yang tersingkap sampai pinggulnya.

Setelah beberapa saat kemudian.. Rani telah tenang. Ia lepaskan pelukannya padaku.. ia tersenyum manis dan berkata di sela deru nafasnya..

“Haaah.. enak.. banget.. mas.. hah.. hah.. enakk.. banget.. kini giliran hah..”

Ia berdiri dan kemudian menarik turun celana dalamku.. dan.. Tuink..!
Betapa terkejutnya dia ketika melihat penisku yang sudah sangat tegang berdiri dengan kokohnya, penisku yang berukuran sekitar 17cm. namun diameternya yang gemuk membuatnya terlihat besar.

Rani memegangnya penuh rasa hati-hati dan nafsu.. setelah terpegang, Rani mengocoknya perlahan.. membuatku yang sudah sangat terangsang menjadi lebih mudah mencapai puncak gairahku.

Aku lantas mengangkat pantatku.. menyodorkan penisku ke mulutnya.. dia menggenggam dan mengocoknya.. memandang ke arahku sejenak sebelum menjilati dan memasukkan penisku ke mulutnya.

kembali kurasakan begitu pintar dia memainkan lidahnya. Antara jilatan.. kuluman dan kocokan membuatku mulai melayang tinggi. Eranganku mengeras seiring dengan kocokan Rani pada penisku.

Beberapa saat berselang Rani mengangkat tubuhnya.. lantas sambil menyingkapkan celana dalam model thong miliknya.. kubantu geraknya dengan menuntunkan penisku tepat berdiri tegak di bawah bibir vaginanya.

Dengan bertumpu sebelah tangah di pundakku Rani menurunkan tubuhnya perlahan..
Slebbhh.. “Nghhh..hhh..” Erangnya nikmat.. ketika kepala.. lalu batang penisku membelah lepitan vagina sempit nan membasahnya.

“Erghhh..hhh..” Geramku tak kalah penuh nikmat.. saat merasakan sekujur kulit batang penisku dibekap kehangatan.. kerapatan belahan nikmat otot dinding-dinding liang vaginanya.

Peniskupun membelah bibir vagina Rani terbenam padat di selorong liang hangat membasah nan menjepit penuh nikmat.
Rasa hangat dan basah serta denyutan kuat menyapa penisku..
Oughh.. Sungguh kenikmatan yang sudah lama aku cari dan damba.

Dengan satu gerakan penisku melesak terbenam dalam liang vagina Rani Pijatan dan denyutan dinding vagina Rani kurasa sangat nikmat..

“Aaahh.. mas.. aahh.. enakk.. bangett.. aahhh..” Rintihnya nikmat mengiringi gerusan batang penisku di liang vaginanya..

“Erghh.. Mas juga Fennhh..” Eranganku tak kalah nikmatnya.. menerima segala rasa nikmat yang membekap di sekujur kulit batang penisku di lepitan hangat membasah vaginanya itu.

Setelah beberapa saat berdiam diri beradaptasi.. Rani lalu bergoyang dengan lembut maju-mundur.. memutar dan naik-turun..

Sementara itu penisku bagaikan dipelintir.. dipijat.. diremas-remas lembut oleh dinding vagina Rani membuat hanya tak sampai 20 menit aku harus mengerang panjang.

“Aaahh.. aahh.. Rani Rani aahh.. aku.. mauu.. k-keluarr.. aahh.. aahh..” erangku.

“Aaahh.. aahh.. keluarrinn.. Didaalammm.. mas.. aahh.. aahh.. enakkk.. bangett..”



Rani semakin memainkan tekniknya sambil memeluk tubuh Rani penisku berkedut kuat.. memuntah sperma berkali-kali dalam liang vagina Rani

Di atas selangkanganku Rani semakin liar mengggoyang.. mengaduk-aduk batang penisku di liang nikmat vaginanya.
Sementara pijatan dan remasan dinding vagina Rani semakin liar pula memberikan rasa nikmat yang tiada tara.

Tiba-tiba Rani memelukku erat disertai dengan gelinjang dan kejangan liar tubuhnya.. bibirnya dengan nafas terengah mencari-cari bibirku.. kusergap.. hingga kamipun berciuman panas.

Sementara di bawah.. Rani semakin kuat menekankan pinggulnya mendesak-desakkan vaginanya pada batang penisku yang dibekap megap-megap digerus keliatan liang vagina.. hingga penisku terbenam seluruhnya.. setandasnya..
Arrgghh.. Betapa rasa nikmat itu memang amat sangat memabukkan..

Kami berpelukan beberapa saat sampai semua itu mereda.. dan Rani yang pertama melepaskan pelukannya dan sambil memegang wajahku, ia berkata..

“Mas.. hah.. hah.. enak banget. Makasih mas, enak banget rasanya.. hah.. hah..”

“Iya, aku juga enak. Makasih Rani enak banget. Mas puas banget..”

 

Kata Rani yang berdiri, lalu membetulkan kembali celana dalamnya.. dan kemudian ia bersimpuh di hadapanku.

Cerita Lainnya:   Cerita Tubuhku Dinikmatin Pacarku Dan Ayahku

Ia pegang penisku yang masih tegang itu dan mengelusnya.. lalu menjilatinya dari buah pelirku sampai dengan kepala penisku.

Rani yang kemudian mengulum penisku. Ia menjepitnya dengan bibir tipisnya dan menaik-turunkan kepalanya.. sementara itu lidahnya menjilati kepala penisku.. Rani juga melakukan isapan lembut pada penisku.
Perpaduan dari semua itu sangat memberikan kenikmatan padaku.

Rani melepaskan kulumannya.. lantas kembali mengocok penisku dengan lembut.. mengulumnya kembali.. membuatku mengerang-erang keenakan.

Puas dengan permainan oralnya kutuntun untuk kemudian merebahkannya ke sofa..

Aku lalu setengah berjongkok di depannya.. tangannya meraih batang penisku yang telah mengacung lagi.. lalu menyapukan ujung penisku ke belahan vaginanya..

Dia menatapku dengan pandangan penuh gairah.. aku jadi agak malu memandangnya.. namun nafsu ternyata masih lebih berkuasa..

Slebbhh.. Dengan sekali dorong melesaklah lagi penisku kembali ke vaginanya.. Dan ahh.. ia masih tetap menatapku ketika aku mulai mengocoknya.

Clebb.. clebb.. crebb.. clebb.. crekk..crekk.. clebb..

Kakinya menjepit pinggangku.. kutarik dia dalam pelukanku.. kudekap erat hingga kami menyatu dalam suatu ikatan kenikmatan birahi.. saling cium.. saling lumat.

Rani mendesah liar seperti sebelumnya.. kurebahkan tubuhnya lebih dalam ke sofa.. lalu kutindih.. satu kaki menggantung dan kaki satunya di pundakku.

Buah dadanya bergoyang keras ketika aku mengocoknya vaginanya.. dia memegangi dan meremasinya sendiri. Beberapa saat kemudian kuputar tubuhnya untuk posisi doggie.. dia tersenyum..
Tanpa membuang waktu.. kulesakkan lagi penisku.. kali ini dari belakang..

Slebbh.. Jleghh.. “Oughh.. Mass..!”

Dia menjerit dan mendorong tubuhku menjauh.. kuhentikan gerakanku sejenak lalu mengocoknya perlahan.. tak ada penolakan. Kupegang pantatnya yang padat berisi… Rani melawan gerakan kocokanku..
Kami saling mengocok.. dia begitu mahir mempermainkan lawan bercintanya.

Kupermainkan jari tanganku di lubang anusnya.. dia menggeliat kegelian sambil menoleh ke arahku.
Kuraih buah dadanya yang menggantung bergoyang indah dari sela blousenya yang terburai.. kuremas dengan gemas dan kupermainkan putingnya.

Batang penisku masih menancap di vaginanya.. kuciumi telinga dan tengkuknya.. Geliat nikmat Rani makin liar.
“Aduh Masssss enak banget masshh.. Rani sukaa, terus Massss..”

Kulepaskan tubuh Rani kembali kami bercinta dengan doggie style.. Entah.. mungkin lebih setengah jam kami bercinta.. belum ada tanda-tanda orgasme di antara kami.

Kami berganti posisi.. Rani kembali sudah di pangkuanku.. tubuhnya turun-naik mengocokku.. buah dadanya berayun-ayun di mukaku.. segera kukulum dan kusedot dengan penuh gairah hingga kepalaku terbenam di antara kedua bukitnya.

Gerakan Rani berubah menjadi goyangan pinggul.. berputar putar dan mengobok kontolku

Tak lama kemudian.. tiba-tiba Rani menghentikan gerakannya.. dia juga memintaku untuk diam.
“Sebentar Mas, Rani ngga mau keluar sekarang..” katanya sambil lebih membenamkan kepalaku di antara kedua bukitnya.. aku hampir tak bisa napas.

Perlahan kutuntun dan kuputar tubuhnya menghadap dinding.. kubungkukkan sedikit.. lalu kusapukan penisku ke belahan vaginanya dari belakang..

Rani mengerti maksudku.. kakinya dibuka lebih lebar.. mempermudah aku melesakkan penisku.
Tubuhnya makin condong ke depan.. Slebbh.. jlebhh..

“Oughh.. Masshh..” desah kenikmatan kembali mengiringi masuknya penisku mengisi vaginanya.

“Sss.. aduuh Mass, enak bangettt Massss.. kontol mass mentokk bangett sampai dinding rahimku”

Desahnya lagi.. sambil membalas gerakanku dengan goyangan pinggulnya yang montok.

Kami saling bergoyang pinggul.. saling memberi kenikmatan sementara tanganku menggerayangi dan meremas buah dadanya.

Kudorong sekalian hingga dia telungkup di atasnya.. aku tetap masih mengocoknya dari belakang..
Dia lantas menaikkan satu kakinya di pinggiran meja.. penisku melesak makin dalam.. kocokanku makin keras.. sekeras desah kenikmatannya.

“Sss.. eegghh.. udaahh Mashh.. Ranii nggaak kuaat, mau keluar niih..” desahnya

“Sama.. saya juga..hhhh..”

“Kita sama-sama, keluarin di dalam saja,”

“Erghhh.. orghh..” Crett.. crett.. crett..

“Auughh.. masshh..!”

Related Posts

No comments:

Post a Comment